Zine: Antara Produksi, Konsumsi, dan Apresiasi
Berdasarkan pengamatan singkat selama satu bulan, ditambah tiga tahun pengalaman mengorganisasi dan puluhan tahun mengonsumsi koleksi penerbitan mandiri, Perpustaxaan merasa tiga kata di atas sah menjadi benang merah yang tepat untuk menggambarkan salah satu pola kebiasaan zine di Indonesia, setidaknya untuk konteks terbatas dalam pameran Festival Seni Cetak Grafis TRILOGIA ini.
Pertama-tama kami menyoroti pilihan warna hitam-putih, tata letak gunting-tempel manual atau digital, dan gaya bahasa yang bebas sebagai pola read-write culture dalam fungsinya sebagai remix culture yang konsisten ada pada zine-zine tersebut. Hal ini tampak paling kentara pada artikulasi gunting-tempel sebagai pilihan fungsional dalam memproduksi zine. Terbitan seperti “Kolase!” (kota dan tahun terbit tidak diketahui) yang menjabarkan sejarah penggunaan dan perkembangan serta lampiran karya dengan metode gunting-tempel dapat menjadi bukti kuat bagaimana remix culture dianut secara ideologis dan menjadi konsensus organik para pembuat zine Indonesia yang terbitannya kami pilih. Sebenarnya metode ini juga tampak jelas digunakan oleh terbitan pendahulu di era 90an seperti Megaton (Yogyakarta, 1996), Mindblast (Malang, 1996), Reinkarnasi (Pontianak, 1996), dan Membakar Batas (Bandung, 2000). Fenomena yang menarik mengingat bagaimana juga pengetahuan musik bawah tanah yang sifatnya sangat akar rumput di masa itu bisa didistribusikan dengan metode yang saling konsisten meskipun jarak antara kota terbilang saling jauh. Kemudian, Estetika hitam-putih menjadi pilihan praktis karena ia menawarkan ongkos cetak yang cenderung murah. Hal ini juga menjadi penanda aksesibilitas terhadap alat produksi terbitan bagi berbagai kalangan. Kami merasa ada nilai edukatif dan ajakan untuk meretas keterbatasan diri dengan tawaran tradisi penerbitan macam ini. Ditambah dengan kebebasan gaya bahasa yang menawarkan berbagai kemungkinan bentuk ekspresi personal bisa muncul ke permukaan dalam bentuk terbitan yang terbuka untuk dibaca, dibicarakan, dan saling dipertukarkan. Konsensus bentuk terbitan semacam ini, menurut hemat kami, memicu pembentukan pola komunikasi yang efektif antara para pribadi unik dibalik zine-zine ini. Selain itu, read-write culture dalam arti harfiah juga menjadi satu hal yang tersorot konsisten ada di tiap zine yang kami pilih. Misalnya pada rubrik-rubrik resensi zine yang hampir selalu ada di beberapa terbitan. Seperti menjadi tradisi, keberadaan rubrik ini banyak kita lihat pada zine hardcore-punk dan politik yang terbit antara tahun 2003 sampai 2010an. Rubrik-rubrik ini bisa kita lihat di judul-judul terbitan seperti Kontra Kultura - Odyssey Vol. 1 Spectacles (kota tidak diketahui, 2004), Beyond The Barbed Wire (Bandung, 2005-2007), Menghamba Mesin Photokopi #1 (Yogyakarta, 2009), dan beberapa terbitan lain. Bagi kami, keberadaan rubrik tersebut menunjukan bahwa ada upaya membaca (baca: konsumsi) dengan cermat dan usaha untuk memberikan ruang apresiasi dalam proses produksi terbitan itu. Kami memberi cetak tebal dan garis besar panjang pada hal-hal ini karena kami juga merasa fenomena ini unik. Yaitu bagaimana ketika satu gerakan dengan latar belakang dorongan personal yang unik bisa menawarkan satu ruang aman dalam momentum yang hampir saling bersamaan. Mereka bergerak secara paralel dan organik namun saling harmonis.
Alih-alih banyak dibebani proses melalui penggunaan teknologi mutakhir yang rumit dan artikulasi yang terlampau intelektual, setiap kebebasan dalam zine-zine, yang terbit dan kami konsumsi sepuluh tahun lalu, kami rasa akan selalu dapat menjadi jalan masuk yang relevan di berbagai zaman untuk mengenal salah satu kemungkinan tak terbatas dari etos Do It Yourself (DIY).
Akhirul kalam, agar tidak melulu terkesan romantis, kami coba memasukkan terbitan babon seperti “Zaman - A Short Research About Zine in Yogyakarta” (Yogyakarta, 2017) untuk memberi ruang kepada orang yang baru mengenal gerakan semacam ini dan juga sebagai ruang baca kritis dalam memandang ironi keseragaman pada zine-zine yang kami pilih.
| Judul | Kota | Tahun | Halaman rujukan | Akses | Ringkasan Deskripsi & Pertimbangan |
|---|---|---|---|---|---|
| Megaton Vol. 1 | Yogyakarta | 1996 | Semua | Baca/Unduh | Salah satu penanda awal mode tata letak awal zine metal di Indonesia |
| MindBlast Vol. 1 | Malang | 1996 | Hal. 12 | Baca/Unduh | Salah satu penanda awal mode tata letak awal zine metal di Indonesia dan memuat iklan zine sejawat |
| Reinkarnasi Vol. 1 | Pontianak | 1999 | Hal. 10, 17, 23, 31, 41, dan 48 | Baca/Unduh | Salah satu penanda awal mode tata letak awal zine metal di Indonesia dan memuat iklan zine sejawat |
| Membakar Batas Vol. 1 | Bandung | 2000 | Hal. 15-18 | Baca/Unduh | Memuat resensi zine sejawat |
| New Kicks Vol. 1 | Medan | 2003 | Hal. 3-4 | Baca/Unduh | Memuat artikel berjudul 'Lem, Gunting, Kertas, dan Pensil' |
| Kontra Kultura - Odyssey Vol. 1 Spectacles | - | 2004 | Semua | Baca/Unduh | Salah satu penanda model tata letak zine ideologi kiri dan ranah atau forum penerjemah anonim |
| Instruktif Vol. 1 | Blora | 2006 | Hal. 3-4 dan 9-10 | Baca/Unduh | Memuat resensi zine sejawat dan memuat artikel berjudul "Zines: Dari Ulasan Sampai Kategori" |
| Beyond The Barbed Wire Vol. 3 | Bandung | 2007 | Hal. 76-83 | Baca/Unduh | Memuat resensi zine dan menjadi salah satu zine babon penanda model tata letak ala Maximum Rock N Roll |
| Bikin Sendiri - Vol. 1 | Jakarta | 2007 | Semua | Baca/Unduh | Memuat semua liputan DIY Festival 2007 di Jakarta dan konten babon soal subkultur DIY akar rumput lokal |
| Jalur Bebas Vol. 12 | Cirebon | 2008 | Hal. 9-11, 12-27, 32-38, 40, dan 42-44 | Baca/Unduh | Memuat artikel berjudul "Media Besar dan Underground" dan "Menyoal Inferioritas Zinemaker", wawancara dengan zine maker sejawat, resensi zine sejawat, iklan zine sejawat, dan katalog zine lokal |
| Rebelicious Vol. 2 | Bandung | 2008 | Hal. 3-16 dan 22-23 | Baca/Unduh | Memuat artikel berjudul "Mengapa Zine Politik itu Membosankan?", resensi zine sejawat, dan wawancara zine sejawat |
| Cinta Mati Vol. 5 | Palembang | 2009 | Hal. 4-9, 10-20, 22-24, 25-30, 31-34, 35-36, 37, dan 45-51 | Baca/Unduh | Memuat artikel liputan DIY Fest 2009 di Palembang dab iklan zine sejawat |
| Menghamba Mesin Photokopi #1 | Yogyakarta | 2009 | Semua | Baca/Unduh | Salah satu zine babon dari Yogyakarta yang secara estetika menggunakan model tata letak tradisional khas zine sebelum tahun 2010an dan memuat konten secara keseluruhan tentang zine |
| Lorong Zine Vol. 2 | Bandung | 2010 | Semua | Baca/Unduh | Salah satu contoh zine yang melakukan pendekatan kearsipan tentang suatu grup musik kegemaran |
| C2O Newsletter Vol. 35 - Zines | Surabaya | 2013 | Hal. 2-3, 8-9, 12-13, dan 14-16 | Baca/Unduh | Memuat catatan editorial tentang edisi khusus zine dan serba-serbi pengkategorian zine, artikel tentang linimasa zine di Surabaya, artikel berjudul "Catatan Seorang Zinesters", iklan acara zine sejawat dan katalog zine lokal |
| Zaman - A Short Research About Zine in Yogyakarta | Yogyakarta | 2017 | Semua | Baca/Unduh | Terbitan babon yang bisa dibilang untuk pertama kalinya merupakan hasil penelitian yang merangkum berbagai aspek terkait zine di Yogyakarta |
| Ayo Bikin Zine Vol. 1 | Palembang | - | Semua | Baca/Unduh | Memuat serba-serbi pembuatan zine, asal-usul zine, dan resensi zine |
| Human Waste Vol. 1 (Image) | Yogyakarta | - | Hal. 3 | Baca/Unduh | Memuat halaman persembahan untuk zine-zine metal lain dari era yang sama |
| Kolase! | - | - | Semua | Baca/Unduh | Menjai penanda dan penjelas model tata letak kolase dalam zine di Indonesia |
| Peniti Pink - Jakarta, Sebuah Zine | Jakarta | - | Semua | Baca/Unduh | Memuat artikel terkait pembuatan dan pengorganisiran koleksi zine secara mandiri |